Senin, 15 Oktober 2012

Negara Menggurita









Akhirnya..

Akhirnya semakin jelas dan nyata arah negara antah berantah itu...
Setelah beraksi dengan pembentukan kartel beberapa waktu lalu, kini gurita itu semakin menggurita..

gurita yang menggurita di dalam negara kartel..
presidennya boneka asing, wakilnya neolib dan akhirnya terpilih menteri baru penggila pasar bebas..
Siap2 jadi negara kacung..kampret..!

sang gurita makin menggurita dg mengangkat sepupu dari sang nyonya jadi menkeu
dan dosen pembimbing desertasi jadi wamenkeu..
ada dan nyata di negara kartel..

kalo cuma ngerti pasar dan pelaku pasar kenapa gak simbok2 yang jualan bumbon dan sayur mayur saja yang diangkat..
kalo perlu angkat semua rok dan jarik simbok2 itu biar makin ramai pasar bebas itu..
Dan siapa tahu ada "bumbu2" yang jatuh dari dalam rok dan jarik yang diangkat itu yang bisa menambah aroma bumbu yang dijualnya..

Kita negara sebagai pemilik pasar atau negara yang hanya sebagai pelaku pasar?
Pasar sekunder itu bias...
Indikator makro tidak sepenuhnya bisa dipercaya.
Bagaimana PDB meningkat tajam sementara rakyatnya tambah miskin..?
Saya selalu suka kata2 pak JK, meskipun saya bukan pengagum beliau, "pasar saham boleh runtuh, asal bukan pasar tanah abang"

Bagaimana dengan nasib rakyat jika hanya kepentingan pebisnis saja yang diurus..?
Dan tetap dengan utang dan utang pedomannya..mengerikan..!

Ketika "si dia" berkuasa (2004), total utang Pemerintah (TUP) Rp 1.299 triliun.
Sekarang 2010 (asumsi:18 bulan "si dia" berkuasa) TUP Rp 1.800 triliun.
Jadi, ada penambahan TUP sebesar Rp 501.000.000.000.000
Berarti tiap bulan TUP bertambah Rp 27.833.333.333.333.
Berarti tiap hari TUP bertambah Rp 927.777.777.778
Berarti tiap jam TUP bertambah 38.657.407.407
Berarti tiap menit TUP bertambah 644.290.123
Berarti tiap detik TUP bertambah 10.738.169

Catatan:
-Itupun belum termasuk Total Utang Swasta (TUS).
-Indonesia memang sanggup mengangsur pokok utang dan bunga sebesar Rp 240 triliun pertahun
-Masalahnya,setelah mengangsur, bikin utang baru lagi yang jumlahnya lebih besar daripada angsuran.
-Ketika "si dia" berkuasa (2004), tiap warganegara dibebani utang Rp 5 juta
-Sekarang (Mei 2010) tiap warganegara dibebani utang Rp 7 juta
-Jika total utang swasta (TUS) dihtung, maka sekarang ini tiap warganegara dibebani utang Rp 11,5 juta.

Modar! kata Hariyanto Imadha teman saya

kok jadi ngelantur kemana mana ya...
jadi, Selamat datang negara kartel yang menggurita..!

salam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar